PERSEPSI
& MOTIVASI
PERSEPSI
Berbagai gejala atau stimulus di
luar diri kita ditangkap melalui lima indera yang kita miliki, dan proses
penerimaan rangsang ini disebut penginderaan atau “sensasion”. Pengertian akan
lingkungan atau dunia sekitar bukan sekadar hasil penginderaan, namun
dilanjutkan dengan “interpretasi” terhadap rangsang-rangsang yang diterima.
Stimulus atau rangsang-rangsang yang diterima inilah yang menyebabkan kita
mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses diterimanya rangsang
(objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu
disadari dan dimengerti, disebut “persepsi”.
Persepsi disebut juga “interpretation of experience” yakni penafsiran
pengalaman.
PROSES
PENGINDERAAN
Adanya persepsi karena adanya objek atau
stimulus untuk ditangkap oleh panca indera = objek tersebut menjadi perhatian
panca indera, lalu dibawa ke otak, dari otak terjadi “kesan” atau
“jawaban=respon” adanya stimulus berupa kesan dibalikan ke indera kembali
menjadi “tanggapan” atau persepsi=hasil kerja indera berupa pengalaman hasil
pengolahan otak.
Proses
terjadinya persepsi ini perlu fenomena yaitu “perhatian” yaitu suatu konsep
yang diberikan kepada proses persepsi yang menseleksi input-input tertentu
untuk diikutsertakan dalam suatu pengalaman yang kita sadari/kenal dalam suatu
waktu tertentu.
CIRI-CIRI UMUM DUNIA PERSEPSI
1.
Rangsang-rangsang yang diterima harus
sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dari
masing-masing indera: cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman suhu untuk
perasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba.
2.
Dunia persepsi mempunyai sifat ruang
atau dimensi ruang: atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar
belakang, dll
3.
Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu:
cepat-lambat, tua-muda, dll
4.
Objek-objek atau gejala-gejala dalam
dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur
dan konteks merupakan keseluruhan yang menyatu: melihat meja tidak berdiri
sendiri tetapi dalam ruang tertentu, disaat tertentu, letak atau posisi
tertentu, dll
5.
Dunia persepsi adalah dunia penuh arti,
kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang
mempunyai makna bagi kita yang ada hubunganya dengan tujuan dalam diri kita.
DIMENSI PENGINDERAAN
Pengalaman
inderawi atau sensory experience tergantung dari sifat-sifat diterimanya
rangsang sehingga kita mempunyai pengalaman inderawi yang dapat dipaparkan
dalam suatu bentangan kuat-lemah, lama-sebentar, kasar-halus, panas-dingin, dll,
dan bentangan sifat-sifat itulah yang disebut “dimensi penginderaan” yang
terdiri dari:
1.
Intensitas
Kuat
lemahnya suatu rangsang tertentu, berlaku untuk semua indera
2.
Ekstensitas
Penghayatab
terhadap tebal-tipis, luas-sempit, besar-kecil,dll
3.
Lamanya
Penginderaan
dapat berlangsung lama atau sebentar
4.
Kualitas
Membedakan
kualitas: nada atau warna, dll
AMBANG PENGINDERAAN
Intensitas
suatu rangsang tertentu sampai dapat disadari, berhubungan dengan sejauhmana
indera bisa membedakan intensitas dua buah rangsang atau lebih: dua potong besi
yang hampir sama beratnya mungkin tidak bisa kita hayati.
Perbedaan intensitas ini harus mencapai
suatu perbandingan tertentu agar dapat disadari:
1.
Ambang Perangsang Absolut
Intensitas
rangsang terkecil yang masih dapat menimbulkan penginderaan
INDERA
|
AMBANG PERANGSANG ABSOLUT
|
Penglihatan
Pendengaran
Pengecapan
Penciuman
Perasa/Peraba
|
Nyala
api lilin dilihat dari jarak 30 meter pada waktu malam hari yang cerah
Bunyi
detak jam tangan dalam suasana sepi dari jarak ± 6 meter
Satu
sendok the gula dalam 7 liter air
Setetes
minyak wangi yang baunya beredar dalam udara dengan volume sebesar sebuah
apartemen dengan 3 kamar ± 50 m
Sebuah
sayap lalat yang dijatuhkan ke atas tengkuk dari jarak 1 meter
|
2.
Ambang Perbedaan
Perbedaan
intensitas rangsang terkecil yang dapat dibedakan oleh alat indera, artinya
untuk membedakan dua intensitas rangsang dibutuhkan energi minimum
3.
Tinggi Rangsang
Pertambahan
intensitas rangsang akan diikuti oleh pertambahan intensitas penginderaan
sampai mencapai maksimum. Intensitas penginderaan tidak bisa ditambah lagi,
akibatnya penambahan intensitas rangsang tidak dapat dibedakan lagi.
4.
Penyesuaian Sensoris
Terjadi
dengan beberapa cara. Berkurangnya kepekaan indera (bila sinar ditambah)
disebut penyesuaian sensoris negative, dan bertambahnya kepekaan indera (bila
makin gelap) disebut penyesuaian sensoris positif.
Penyesuaian
juga bisa terjadi dengan cara pergeseran titik sentral. Bila kita menyentuh
benda yang suhunya sama dengan tubuh kita, maka kita tidak merasa apa-apa,
inilah titik sentral. Benda yang bertemperatur lebih rendah dari tbuh kita akan
dihayati sebagai dingin, dan yang lebih tinggi dihayati sebagai lebih panas.
Ada 4 hal yang sangat berpengaruh
terhadap persepsi:
1.
Persepsi dalam belajar yang berbeda
2.
Kesiapan mental
3.
Kebutuhan dan Motivasi
4.
Persepsi gaya berpikir yang berbeda atau
Codnitive style
MOTIVASI
Merupakan
dorongan, dari bahasa Latin “Movere” yang berarti mendorong atau menggerakan,
sehingga seseorang berprilaku, beraktivitas dalam pencapaian tujuan.
Motivasi bersifat alami dan sebagai
kebutuhan menurut Maslow sesuai dengan teorinya tentang kebutuhan manusia ini
akan sangat mempengaruhi dorongan atau motivasi seseorang, misalnya:
“Seseorang sarapan pagi, berarti
individu tersebut berprilaku dalam memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan
biologis: pangan, sandang, papan, relasi seksualitas, ini otomatis dalam
dirinya muncul motivasi atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar.”
Manusia
bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang
mendorongnya, melainkan mahluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya sendiri
untuk bergerak, itulah mofivasi. Oleh karena itu motivasi sering disebut
penggerak prilaku atau “the energizer of behaviour”. Motivasi adalah penentu
atau determinan prilaku, suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya prilaku.
Secara umum ada 3 determinan terjadinya
prilaku:
1.
Determinan yang berasal dari lingkungan:
kegaduhan, bahaya dari lingkungan, desakan guru, dll
2.
Determinan dari dalam diri individu:
harapan, cita-cita, emosi, insting, keinginan, dll
3.
Tujuan atau insentif atau nilai dari
suatu objek
Faktor-faktor
ini berasal dari dalam diri individu: kepuasan kerja, tanggung jawab, dll atau
dari luar individu: status, uang, dll.
Determinan ditinjau dari sifatnya:
1.
Bersifat biologis
Nafsu,
kebutuhan-kebutuhan biologis
2.
Bersifat mental
Cita-cita,
rasa tanggung jawab
3.
Bersifat objek atau kondisi dalam
lingkungan
Uang, pangkat,
lencana
Walaupun motivasi menggerakan prilaku
tetapi hubungan antara kedua konstruk ini cukup komplek.
Beberapa ciri motivasi dalam prilaku:
1.
Pergerakan prilaku menggejala dalam
bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi
Motivasi
tidak hanya merangsang suatu prilaku tertentu saja tetapi merangsang berbagai
kecenderungan berprilaku yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda
2.
Kekuatan dan efisiensi prilaku mempunyai
hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah
mungkin menimbulkan reaksi hebat atau sebaliknya
3.
Motivasi mengarahkan prilaku kepada
tujuan tertentu
4.
Penguatan positif atau positive
reinforcement menyebabkan suatu prilaku tertentu cenderung untuk diulangi
kembali
5.
Kekuatan prilaku akan melemah bila
akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak
DAUR MOTIVASI
Prilaku
terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis, psikologis maupun yang
berasal dari lingkungan. Determinasi ini akan merangsang timbulnya suatu
keadaan (bio) psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut “kebutuhan”,
kebutuhan menciptakan suatu “keadaan tegang atau tension” yang mendorong
“prilaku untuk memenuhi kebutuhan” tersebut atau prilaku instrumental.
Bila
kebutuhan sudah terpenuhi maka ketegangan akan melemah atau “relief” sampai
timbulnya ketegangan lagi karena munculnya kebutuhan baru, inilah yang dimaksud
dengan “daur motivasi.” Bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak
ada lagi, maka daur tidak terjadi.
BENTUK-BENTUK MOTIVASI
1.
Motivasi Instrinsik atau motivasi yang
datangnya dari dalam diri sendiri
“Agus
ingin lulus dari D3 Keperawatan, maka muncul dorongan dari dalam dirinya untuk
belajar dua kali lebih giat daripada waktu masih di SMU.” , takut dimarahin orang lain, takut kehilangan
sayang dari kekasih, dll
2.
Motivasi Ekstrinsik atau motivasi yang
datang dari luar individu
“Karena
melihat kedua orang tua banting tulang mencari uang untuk membiayai sekolahnya,
maka muncul motivasi untuk giat belajar dan lebih cepat selesai pendidikan.”
3.
Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang
muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak cepat sekali pada prilaku
seseorang.
“Dalam
kondisi terdesak menghadapi bahaya besar Usman harus menyelamatkan diri, maka
ia mampu melompati pagar setinggi satu meter lebih dengan baik dan selamat.”
Padahal sebelumnya Usman belum pernah dan tidak bisa melompati pagar yang
tingginya satu meter lebih karena ia bukan seorang atlit.
4.
Motivasi yang berhubungan dengan
ideology politik, ekonomi, sosial budaya (Ipoleksosbud) dan Hankam yang sering
menonjol adalah motivasi sosial karena individu memang mahluk sosial.
“Motivasi untuk
bergabung dengan kelompk sukarelawan yang ada, dengan adanya kerusuhan yang
menimbulkan korban jiwa, ingin membantu meringankan beban orang lain.”
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
1.
Fisik dan proses mental
2.
Usia
3.
Kematangan
4.
Lingkungan
5.
Hereditas
6.
Fasilitas: sarana & prasarana
7.
Audio Visual Aid (AVA/Media)
8.
Instrinsik seseorang
9.
Program aktivitas
MOTIVASI & KONFLIK
Dorongan-dorongan
atau kebutuhan-kebutuhan tidak muncul satu per satu, seringkali dua kebutuhan
atau lebih muncul berbarengan atau pada saat yang sama, inilah yang disebut
“konflik.”
Kurt Lewin (1890-1947) seorang Psikolog
membedakan tiga macam konflik:
1.
Approach-Approach Conflict: konflik (+)/(+)
Dua
kebutuhan atau lebih yang muncul bersamaan tapi kedua-duanya mempunyai nilai
positif bagi individu
2.
Approach-Avoidance Conflict: konflik
(+)/(-)
Apabila
satu kebutuhan yang muncul mempunyai nilai positif dan negative sekaligus bagi
individu
3.
Avoidance-Avoidance Conflict: konflik (-)/(-)
Kedua
kebutuhan atau lebih yang muncul bersamaan semuanya mempunyai nilai negative
bagi individu
Disamping itu
juga dengan sering terjadi berbagai konflik yang muncul lebih dari dua
kebutuhan yang mempunyai nilai-nilai positif dan negative sekaligus bagi
individu, yaitu “Multiple avoidance-avoidance conflict.”
MOTIVASI & FRUSTRASI
Apabila muncul suatu kebutuhan atau
dorongan untuk bertindak, tetapi karena sesuatu hal, maka kebutuhan tidak dapat
terpenuhi atau dorongan untuk bertindak terhambat, menimbulkan situasi yang
disebut “frustrasi.”
Frustrasi berarti suatu kebutuhan tidak
dapat terpenuhi atau pemenuhan suatu kebutuhan yang tertunda. Secara teknis
keadaan yang pertama disebut frustrasi dan keadaan kedua disebut “privasi.”
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB FRUSTRASI
1.
Hambatan fisik individu, berarti karena
untuk memenuhi kebutuhan itu fisik individu terlalu lemah atau karena hal-hal
lain, misalnya cacat: keadaan fisik tidak mendukung prilaku individu
2.
Hambatan fisik di luar individu,
misalnya ada larangan tertentu atau hal-hal
yang sederhana seperti terkunci dalam ruangan, dibawa pergi oleh
seseorang, dll
3.
Hilangnya rangsang yang memperkuat
timbulnya kebutuhan
4.
Dilakukan tindakan yang kurang tepat
sehingga kebutuhan tidak terpenuhi.
MOTIVASI & EMOSI
Emosi
mempunyai kaitan yang amat erat dengan
motivasi, karena emosi merupakan pendorong terjadinya prilaku.
Hilgard, dkk menganggap bahwa motivasi
adalah pendorong prilaku yang determinan-determinanya berasal dari dalam diri
individu atau rangsang-rangsang internal, sedangkan determinan-determinan emosi
berasal dari luar individu atau rangsang-rangsang eksternal. Pandangan ini
tidak memuaskan karena kelaparanpun dapat merangsang timbulnya emosi, dorongan
seksual yang bersifat internal ternyata sarat dengan unsur-unsur emosional
MOTIVASI-BELAJAR-MINAT
Kaitanya
dengan belajar dan minat, para ahli psikologi membedakan dua macam motivasi
berdasarkan sumber dorongan terhadap prilaku, yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik, dimana motivasi instrinsik mempunyai sumber dorongan dari
dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan motivasi ekstrinsik mempunyai
sumber dorongan dari luar diri individu.
CARA MENINGKATKAN MOTIVASI
1.
Teknik Verbal:
-
Berbicara untuk membangkitkan semangat
-
Pendekatan pribadi
-
Diskusi, dll
2.
Teknik tingkah laku: meniru, mencoba,
menerapkan
3.
Teknik intensif dengan cara mengambil
kaidah yang ada
4.
Supertisi: kepercayaan akan sesuatu
secara logi, namun membawa keberuntungan
5.
Citra atau image yaitu dengan immagenasi
atau daya khayal yang tinggi, maka individu akan termotivasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar